KAU MILIKKU DAN JUGA
MILIKNYA
Pemain
:
1. Adul
2. Amat
3. I’is
Petugas
Kasir
(setting:
disebuah taman kota pada sore hari)
Adul : Sayang,
minggu depan ada acara ulang tahun sepupuku. Aku mau ajak kamu datang ke pesta
itu.
I’is : (mencoba
mengingat-ingat, apakah dia juga ada janji kencan dengan Amat, pacarnya yang
satu lagi) Hmm…. Pengen sih, tapi lihat nanti ya. Aku belum tahu minggu depan
di kantor ada lembur atau tidak.
Adul
: (yang sebenarnya sudah tahu kalau I’is
ada kencan dengan Amat) Duuh, diusahain dong. Kan aku juga mau ngenalin kamu ke
keluarga besarku.
I’is : Iya,
aku usahain (tak lama kemudian hp I’is berdering. I’is melirik ke layar hp nya
dan ternyata Amat yang menelepon).
Adul : Kok
nggak diangkat say?
I’is : Ah
nggak penting.. Dari temenku kok. Nanti aku telepon balik aja (sambil berusaha
menyembunyikan kegugupannya).
Adul : Eh
pinjam hp nya dong.. Aku mau sms temen kantorku (sambil senyum-senyum usil).
I’is : Pulsaku
habis juga tuh (sudah mulai merasa tidak nyaman).
Adul : Oh ya
sudah lah.. Yuk kita pulang saja sudah sore nih.
I’is : (merasa
belum mendapatkan barang apapun hari itu, dia berpikir keras tentang bagaimana
caranya bias mengajak Adul ke mall) Kita ke mall dulu yuk.. Ngadem bentar
gitu.. Sambil lihat-lihat.
Adul
: Oh pengen ke mall? Ayo (kemudian mereka
berdua jalan ke mall karena jarak antara taman dan mall yang dekat).
I’is : (setelah
sampai di mall sibuk memilih-milih baju disebuah butik) Bagus nggak say? Pantes
enggak aku pakai ini? (sambil bergaya bak foto model).
Adul : Oh
bagus.. Makin cantik aja kamu say (Adul yang tahu akal bulus I’is yang selalu
memoroti uangnya mulai memasang strategi).
I’is : Sudah
ini aja.. Setelah bayar kita pulang biar nggak kemalaman (sambil membawa barang-barang
belanjaannya ke kasir).
(Adul
yang biasanya mengikuti I’is ke kasir saat itu terlihat anteng di dekat kamar
ganti dan pura-pura tidak mendengar ajakan I’is)
I’is : (berteriak
untuk kesekian kalinya) Sayang.. Ini loh sudah selesai dihitung belanjaannya.
Adul : (sambil
berjalan mendekat) Ya udah.. Tinggal bayar kan.
I’is : Kok
kamu gitu.. Kan yang biasanya kamu yang bayarin (sambil marah teriak-teriak).
(Tak
lama kemudian, Amat pun mendekat ke meja kasir).
Amat : Oh
ini juga yang biasa membayari barang-barang belanjaanmu?
I’is : (dengan
ekspresi yang kaget setengah mati) Eh.. hmm.. anu.. kok kamu bisa disini?
Amat : Aku memang sengaja datang kesini. Aku dan Adul
sudah tahu pola tingkahmu mempermainkan kami.
Adul : Sudah puas kan kamu menghabiskan uang kami
selama ini?
(Petugas
kasir mengingatkan I’is untuk segera membayar barang belanjaannya karena jumlah
orang yang mengantri semakin banyak)
I’is : (dengan tertunduk malu) Maaf mbak, saya tidak
jadi beli semua barang-barang ini (kemudian terdengar teriakan cemooh
orang-orang yang sedang antri di belakang I’is)
Adul dan Amat : Enak ya dibikin malu seperti
sekarang. Kena batunya kan sekarang.
(Tanpa menjawab, I’is kemudian lari
meninggalkan Adul dan Amat).
SELESAI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar