Halaman

Selasa, 06 November 2012

naskah drama



KAU MILIKKU DAN JUGA MILIKNYA

Pemain :
1.      Adul
2.      Amat
3.      I’is
Petugas Kasir

(setting: disebuah taman kota pada sore hari)
Adul :  Sayang, minggu depan ada acara ulang tahun sepupuku. Aku mau ajak kamu datang ke pesta itu.
I’is    :  (mencoba mengingat-ingat, apakah dia juga ada janji kencan dengan Amat, pacarnya yang satu lagi) Hmm…. Pengen sih, tapi lihat nanti ya. Aku belum tahu minggu depan di kantor ada lembur atau tidak.
Adul :  (yang sebenarnya sudah tahu kalau I’is ada kencan dengan Amat) Duuh, diusahain dong. Kan aku juga mau ngenalin kamu ke keluarga besarku.
I’is    :  Iya, aku usahain (tak lama kemudian hp I’is berdering. I’is melirik ke layar hp nya dan ternyata Amat yang menelepon).
Adul :  Kok nggak diangkat say?
I’is    :  Ah nggak penting.. Dari temenku kok. Nanti aku telepon balik aja (sambil berusaha menyembunyikan kegugupannya).
Adul :  Eh pinjam hp nya dong.. Aku mau sms temen kantorku (sambil senyum-senyum usil).
I’is    :  Pulsaku habis juga tuh (sudah mulai merasa tidak nyaman).
Adul :  Oh ya sudah lah.. Yuk kita pulang saja sudah sore nih.
I’is    :  (merasa belum mendapatkan barang apapun hari itu, dia berpikir keras tentang bagaimana caranya bias mengajak Adul ke mall) Kita ke mall dulu yuk.. Ngadem bentar gitu.. Sambil lihat-lihat.
Adul :  Oh pengen ke mall? Ayo (kemudian mereka berdua jalan ke mall karena jarak antara taman dan mall yang dekat).
I’is    :  (setelah sampai di mall sibuk memilih-milih baju disebuah butik) Bagus nggak say? Pantes enggak aku pakai ini? (sambil bergaya bak foto model).
Adul :  Oh bagus.. Makin cantik aja kamu say (Adul yang tahu akal bulus I’is yang selalu memoroti uangnya mulai memasang strategi).
I’is    :  Sudah ini aja.. Setelah bayar kita pulang biar nggak kemalaman (sambil membawa barang-barang belanjaannya ke kasir).

(Adul yang biasanya mengikuti I’is ke kasir saat itu terlihat anteng di dekat kamar ganti dan pura-pura tidak mendengar ajakan I’is)
I’is    :  (berteriak untuk kesekian kalinya) Sayang.. Ini loh sudah selesai dihitung belanjaannya.
Adul :  (sambil berjalan mendekat) Ya udah.. Tinggal bayar kan.
I’is    :  Kok kamu gitu.. Kan yang biasanya kamu yang bayarin (sambil marah teriak-teriak).

(Tak lama kemudian, Amat pun mendekat ke meja kasir).
Amat   :        Oh ini juga yang biasa membayari barang-barang belanjaanmu?
I’is    :  (dengan ekspresi yang kaget setengah mati) Eh.. hmm.. anu.. kok kamu bisa disini?
   Amat   : Aku memang sengaja datang kesini. Aku dan Adul sudah tahu pola tingkahmu mempermainkan kami.
   Adul :  Sudah puas kan kamu menghabiskan uang kami selama ini?

(Petugas kasir mengingatkan I’is untuk segera membayar barang belanjaannya karena jumlah orang yang mengantri semakin banyak)
   I’is    :  (dengan tertunduk malu) Maaf mbak, saya tidak jadi beli semua barang-barang ini (kemudian terdengar teriakan cemooh orang-orang yang sedang antri di belakang I’is)
   Adul dan Amat : Enak ya dibikin malu seperti sekarang. Kena batunya kan sekarang.

   (Tanpa menjawab, I’is kemudian lari meninggalkan Adul dan Amat).

SELESAI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar